Kamis, 23 Desember 2010

SIAPKAH ANDA UNTUK MEREVOLUSI HATI NURANI ANDA SENDIRI ?

Sejak awal diciptakan manusia suci jiwa dan raganya, kepolosan dan kesucian hatinya terlihat dalam tindakannya yang bebas dari segala kehendak atau kesengajaan untuk melakukan sesuatu.

Keadaannya masih terjaga dalam kesucian dan selaras dengan diri sendiri dan alam. Hidupnya berada di dalam alam kebahagiaan dan kedamaian, yang dapat dirasakan olehnya di seluruh penjuru kehidupan.

Alam keindahan ini kemudian berubah dengan tumbuhnya alam kehendak dari dalam diri manusia itu sendiri. Hal ini disebabkan oleh adanya kehendak yang muncul dari dalam dirinya. Manusia menjadi berubah budi pekertinya dalam perbuatan juga keyakinannya.

Perubahan ini menjadikan hati manusia menjauh dari keselarasan dengan dirinya sendiri, keyakinannya, Tuhannya, serta alamnya.

Hilangnya keselarasan tersebut menyebabkan keadaan hidupnya menjadi kacau dan berantakan. Manusia mengalami penurunan kesadaran dan kualitas keimanan kepada Tuhannya.

Kehidupan manusia menjadi bencana bagi dirinya sendiri dan alam semesta. Manusia sudah hilang jati dirinya, dan menjadi penyebab hancurnya tatanan kehidupan pribadi, sosial dan alam sekelilingnya.

Hati nurani manusia sudah tidak suci lagi, dirusak oleh kemauan hawa nafsunya, pengingkaran terhadap rasa yang suci yang ada dalam dirinya, dan keserakahan yang merusak raganya.

Manusia tanpa jati diri dapat dilihat melalui perilaku dalam kehidupannya, mereka menggunakan mulutnya untuk selalu melakukan pembohongan, mereka selalu mengingkari apa yang mereka rasakan.

Demikian pula dengan penglihatan, mereka selalu menyalahgunakan penglihatannya melalui pengingkaran terhadap kenyataan yang dilihatnya. Mereka juga selalu menyalahgunakan pendengarannya, mereka melakukan pendengaran asal-asalan saja. Begitu pula dengan pembauannya, mereka selalu mengingkari pembauannya.

Pengingkaran ini terus berlanjut sampai kehidupan mulia manusia sirna, berganti menjadi kehidupan manusia rendah. Kualitas manusia rendah ini terjadi dalam setiap lini kehidupan, baik kehidupan pribadi, kehidupan berkeluarga dan kehidupan bernegara.

Perbuatan manusia rendah menjadikan manusia dan alam serta Tuhannya mengalami kehancuran. Maka terjadilah bencana dimana-mana, baik bencana yang ditimbulkan oleh alam, peperangan, perbudakan, penjajahan, serta pembodohan. Kehidupan manusia dalam segala bentuk hancur total.

Bila kondisi manusia tetap seperti ini, maka 10 tahun yang akan datang kondisi manusia dan alam akan jauh lebih hancur dari sekarang.

Kondisi kehidupan di alam ditentukan oleh siapa yang mengisinya, yaitu manusianya. Bila yang mengisinya manusia rendah, maka kualitas kehidupan yang ada di alam akan rendah pula, demikian pula apabila sebaliknya maka kualitas kehidupan keadaan akan menjadi jauh lebih baik.

Bila kita semua ingin merubah tatanan dan keadaan serta situasi kehidupan didunia, maka kita harus berani mengadakan perubahan yang mendasar dari kualitas kesadaran manusia itu sendiri atau dengan kata lain kita harus mau melakukan revolusi terhadap hati nurani manusia terlebih dahulu, lalu alam akan mengikutinya.


SIAPKAH ANDA UNTUK MEREVOLUSI HATI NURANI ANDA SENDIRI ?

Bila anda mau maka perubahan akan terjadi dengan dahsyat dalam waktu singkat.

Perubahan harus dilakukan dari diri sendiri, kita harus menata hati nurani, keyakinan, pikiran, keimanan dan perbuatan .

Kita harus punya kemauan serta gambaran perubahan itu sendiri dalam bentuk wujud nyatanya. Kita harus punya kuasa untuk merubah dan maju kearah yang diinginkan. Kita harus bangkitkan dan satukan rasa hidup kita dengan semua keadaan.

Kita semua harus selalu menjaga keajegan dan kesatuan dalam setiap tindakan, ucapan, pembauan, pendengaran, penciuman dan pengucapan. Bila semuanya telah bisa diselaraskan dan diwujudkan dalam tindakan, maka keberadaan kita akan berubah, karena tindakan kita akan didasari oleh kesucian dan kesatuan kekuatan yang ada dalam diri.

Maka kita akan memiliki kemampuan untuk mengatur kembali tatanan yang sudah ada agar menjadi lebih baik dan selaras dengan diri kita dan alam semesta. Kita akan memiliki kehidupan yang bahagia, dalam keselarasan dengan diri sendiri, keluarga dan negara bahkan juga dalam kehidupan internasional.

Kebahagiaan ini akan segera terwujud bila manusia dapat merevolusi hati nuraninya, maka alampun akan merevolusi keadaannya.

Revolusi Hati Nurani

Hingga saat ini penduduk di dunia telah berjumlah lebih dari enam milyar lebih. Enam milyar umat manusia ini terdiri dari berbagai macam suku bangsa, kebudayaan, warna kulit dan bahasa. Dan di dalamnya terdapat perbedaan kaya – miskin, hina – mulia, pintar – bodoh, cantik – buruk rupa, bijak – sesat dan sebagainya. Dan kita sebagai manusia tak dapat lepas dari kenyataan hidup ini.

Berita-berita di koran saat ini semuanya masih memuat berita yang bernada sama, yaitu seputar pertikaian, pembunuhan, dan kriminalitas lainnya. Pertikaian yang bersifat rasialis dan berbau SARA sangat sering terjadi bahkan manusia pada zaman sekarang sudah merasa terbiasa dan jika mereka tak melakukan hal ini mereka tak akan puas.

Wajah dunia sekarang semakin buruk dan kehancuran moralitas yang paling utama. Kriminalitas merajalela, hilangnya rasa saling menghormati, hilangnya persaudaraan, dan hilangnya kesadaran bahwa manusia adalah mahkluk yang paling mulia. Segala kemerosotan moral pada saat sekarang sudah mencapai titik puncaknya, dimana manusia semakin tak peka akan suara dari dalam dirinya. Suara itu adalah suara dari hati nurani yang paling suci, dan paling bajik.

Manusia zaman sekarang hanya mau menghormati orang yang mempunyai kekuasaan, dan ketenaran nama di masyarakat. Ia hanya dekat kepada orang yang pandai dan orang yang mempunyai banyak uang. Lain halnya jikalau yang di dekatnya adalah bukan orang terpandang, bukan orang yang kaya raya, serta bukan orang yang pandai, maka reaksinya kini sudah berubah yaitu, mengucilkan mereka bahkan mulai memberikan kata-kata sindiran yang tak pantas diucapkan.

Ukuran kehidupan sekarang ini jika orang itu tak pandai, tak tenar, tak kaya, dan sebagainya maka orang itu akan dianggap sebagai orang yang gagal atau bahkan orang yang tak punya harapan untuk bangkit dan menggapai masa depannya yang cerah. Betapa di dunia ini semua orang menghormati orang bukan lagi berasal dari ketulusan dari hatinya tetapi berasal dari hubungan yang masih bersifat duniawi. Oleh karena itulah sering terjadi kesenjangan bahkan konflik yang berkepanjangan antara si kaya dan si miskin. Walaupun di dunia ini hanya tersisa dua orang saja masih saja tetap terjadi perselisihan. Seorang Mahatma Gandhi pernah berkata”Dunia kita sesungguhnya cukup untuk menampung umat manusia, tetapi tak akan merasa cukup untuk menampung keserakahan umat manusia”.

Mari sadarlah bahwa hanya hati nuranilah yang paling agung diatas ribuan ketenaran, kepandaian, dan kekayaan di dunia. Saatnya kini kita harus merubah pandangan kita yang salah, yang hanya memandang dari segi eksternalnya, cobalah pandang dengan kacamata hati nurani, semua akan terlihat dengan jelas bahwa itu semua adalah fana adanya - tak kekal abadi.

Bukankah kita berasal dan dilahirkan dari "Maha Rahim" yang sama? Mengapa saat ini kita hanya memandang saudara kita sebatas besarnya kekayaan, ketenaran nama, dan pendidikan? Hati nurani adalah kebenaran yang maha tinggi dan universal, ia berasal dari Sang Tiada Tara dengan kebijaksanaan yang tiada batas. Orang semakin mengagungkan hati nurani di atas segala-galanya maka kemuliaan yang sempurna dan abadi berada di dalam dirinya.

Tetapi adakah kemuliaan saat ketenaran kita semakin bertambah, adakah kita merasa damai saat kita semakin kaya, adakah kita tak merasa cemas akan di celakai lantaran kita terlalu pandai?

Kedamaian, dan rasa nyaman malah timbul saat kita sadar akan hati nurani kita, hingga kita akan menghormati orang lain yang lebih kurang dan tak mampu dari kita.

Lepaskanlah kacamata perbedaan itu, lalu pakailah kacamata nurani. Semua akan menjadi nampak indah. Semua kehidupan akan saling menghargai dan menghormati dengan tulus. Semua kehidupan di dunia ini akan semakin bersatu padu tanpa membeda-bedakan. Jadilah satu keluarga dunia yang bahagia dan harmonis tanpa ada perselisihan, pertengkaran, bencana. Dunia menjadi satu keluarga!( Y.M. Maha Sesepuh Wang Che Kuang )

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Powered by Blogger